Deep Talk

Wow udah lama banget nggak deep talk di blog. Biasanya di instastory close friend. Jadi inget masa masa pake Google Hangout ama Venny. 

Sekarang dia udah kerja di HDII Jakarta, barengan ama gue hampir 6 tahun. Sekarang gue yang malah sering main ke daerah Iljin. Kapan-kapan mau ngajak dia kesana ah, mumpung tol belom dibuka dan sawah lagi hijau. Semoga Venny selalu happy. 

Malem ini mungkin puncak kegelisahan ya, nggak bisa dipungkiri 2021 diawali dengan cukup berat. Berat dari segala sisi. Dari dalam gue berat dari sisi spiritual, dari eksternal, yah seperti yang kita ketahui. Semua serba susah. Walaupun puji Tuhan banget masih dikasih damai sejahtera. 

Dari sisi spiritual, sebagai orang beriman, pastilah menyadari banget kalo penggenapan Kitab Wahyu beneran terjadi. Bumi yang hancur-hancuran sampai yah, mau nggak mau kita akan masuk dalam era bilangan. entah kapan emang ngga ada yang tau tapi sedang dalam fase itu. 

Buat gue pribadi, gue sering minta ama Tuhan buat mati muda. Gue nggak mau punya umur sampe tua. Gue minta pas 32 dan sekarang gue udah 31. Dan walau umur nggak ada yang tau dan gue juga nggak tau apakah permintaan gue tersebut dikabulkan.Tapi gue akan memanfaatkan tahun 2021 sebagai kesempatan terakhir gue. Yah kalaupun gue masih hidup saat umur 32 telah terlewat. Itu semua karena kasih karunia dan takdir Tuhan. Dan saat nanti kalo misalnya doa gue nggak dikabulin. Ya gue baca ini sebagai reminder "oh gue pernah ada di fase ini"

Ada beberapa hal yang jujur aja agak kepikiran buat gue. Gimana ya jelasinnya agak susah dan nggak enak. Dan mungkin nggak masuk akal. Gue ngerasa kaya sekarang emang lagi akhir jaman banget. Dan udah saatnya nubuatan-nubuatan digenapi. Paitnya, kalo gue nggak termasuk dalam orang-orang yang terpilih. Gue mencoba untuk meminta diberikan kekuatan dan ketabahan untuk menjalani hidup sebagai yang tidak terpilih. 

gue sebagai manusia paham banget lah kekurangan gue dimana aja. Gue kenal diri gue, kenal baik dan jahatnya gue. Dan setiap manusia punya sisi spiritual gitu. Dan gue menyadari akhir jaman tuh beneran ada. Fase di alkitab tuh beneran ada, cuma kejadiannya nggak plek kaya yang di alkitab. Disesuaikan juga ama keadaan jaman. Alkitab kan bahasanya perumpamaan ya. Jadi ga bisa ditelan mentah-mentah gitu aja. Ya harus pandai aja buat mengkaji isinya. 

Gue jujur sedih kalo beneran udah mulai fase 666. Asli sedih sih, misalnya sistemnya beneran kaya yang orang-orang omongin. Meski banyak yang bilang hoax, yang bilang. Ah lo ga ilmiah mikirnya, cuma ya besar kecil, tua muda, tuan hamba, pemerintah rakyat. Nggak bisa lepas dari itu semua. Itu sih yang jadi konsen gue. Meskipun emang ini nggak masuk akal dan "Wow primitif, seperti pesona dunia laut."

Yah mau gimana, akhir jaman emang udah banyak tandanya. Saatnya bumi melakukan detoksifikasi. Selama almost 2 tahun terakhir terjadi pembangunan besar-besaran. Hutan jadi jalan tol, sawah jadi perumahan. Area hutan yang tadinya buat habitat satwa dan serapan air jadi villa dan perumahan. Batu bara dikeruk buat kebutuhan listrik kita. 

Bumi pengen detoksifikasi, kita akan jadi purba pada waktunya, akan jadi peradaban yang terpendam yang nantinya akan ditemukan entah oleh manusia jenis apa jutaan tahun lagi. Kehidupan akan dimulai kembali dari mikroorganisme. Kemudian jadi organisme dengan sel lebih kompleks. Hidup hanyalah proses perputaran yang gitu-gitu aja. 

Adam yang kita kenal di kitab adalah Adam yang dituliskan di kitab yang ada sekarang. Sebelum Adam yang dituliskan ada, mungkin saja Tuhan pernah menciptakan Adam-adam lain. Adam-adam yang mungkin pernah tertulis tapi bukti tertulisnya hancur karena proses detoksifikasi bumi. Dia menyembuhkan diri karena pernah rusak. dan gitu aja terus. bahkan di dalam kisah Nabi Nuh pernah ada kehancuran besar-besaran kan. Sampe Tuhaan gedeg bat dan memusnahkan seluruh peradaban yang ada di dunia. Lewat bencana air bah yang konon katanya terjadi 40 hari 40 malam.Global loh ya skalanya kalo menurut kisah alkitab. Nggak lokal di timur tengah doang. 

Kalo di pikiranku yang paling liar bumi emang terjadi dalam waktu 7 hari. Tapi 7 hari dalam skala waktu apa dulu nih. Karena standar waktu 24 jam 1 hari aja kalo kita baca-baca mulai ditentukannya pada jaman mesir kuno. Nah kalo buat gue pribadi, disini nih yang ga bisa dipatok. Apakah 1 hari 24 jam, atau justru berjuta-juta tahun lamanya kalo menurut hitungan sekarang. Wallahualam.

Cuma gue percaya sih, berapa lamapun 7 hari itu sebenarnya gue percaya sih. Sebelum melakukan penciptaan ke tahap selanjutnya Tuhan pasti mengadakan analisis, evaluasi, revisi dan supervisi. Makanya sains tuh dalam arti skala waktu geologi make sense banget. Karena 7 hari itu belum tentu 7 hari penciptaan itu 7 x 24 jam. 

Bumi mungkin pernah musnah berkali-kali. Klao nggak mah ngga mungkin terdiri dari lapisan-lapisan keras. Apa sekarang kiamat terakhir? kayanya nggak juga sih. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Clariderm, Buat Yang Mau Putih Mending Ga Usah Nyoba

Review Home Snow Vanishing Cream

Review Vitacid 0.025 ( Retinoic Acid)