Yulisa Putri Rosita

Yulisa Putri Rosita adalah teman SMP saya saat bersekolah di SMPN 1 Karangmojo, Gunung Kidul, Yogyakarta pada tahun 2002-2004. Saya hanya bersekolah 2 tahun disana, karena termasuk anak yang sangat bermasalah. Saya pindah ke Bekasi di SMPN 27 Bekasi pada tahun ajaran 2004-2005. Saat saya menginjak kelas 3 SMP. 

Saat di SMPN 1 Karangmojo, saya duduk di kelas ditempatkan di kelas B. Kelas dengan murid beragama campuran islam dan katolik. Pengalaman saya bersekolah disana tidak indah menurut saya. Karena ya buat siswa dengan kemampuan akademis pas-pasan seperti saya. Bersekolah di Sekolah unggulan pada jamannya adalah sebuah tekanan. Hingga saya berkomitmen pada diri saya sendiri untuk tidak menyekolahkan anak saya di sekolah unggulan.. Supaya dia bisa punya waktu untuk mengembangkan life skil dan tidak tertekan pada bobot pelajaran yang membuat dia stress. 

Saya bertemu Yulisa di kelas B, saya tidak bisa mendefinisikan hubungan pertemanan kami sebagai pertemanan yang dekat dan akrab sekali. Karena setelah saya pindah kami lost kontak. Saya juga tidak berteman di sosial media kalau tidak salah. Saya berfikir dia baik-baik saja dan cukup melihat dari jau karena hidup biasaya berjalan baik-baik saja bukan. Namun Lisa adalah salah seorang teman yang berkesan dan saya nggak mungkin lupa sama dia. 

Lisa suka pakai cream Homesnow yang beli di toko dekat sekolah. Setiap hari dia pakai itu, saya sangat ingat hal itu, sehingga jika saya melihat cream Homesnow, top of mind nya ya Lisa. Lisa anak pak Pur yang rumahnya di pinggir jalan. Punya adik laki-laki yang saat itu masih kecil bernama pungki.

Hingga satu hari teman saya menulis di status bahwa dia meninggal. Dan bulik saya yang bertahun-tahun nggak pernah berkomunikasi pun mengabarkan bahwa dia meninggal dunia karena sakit kanker. Hal itu terjadi pada taun 2018. Poin saya menulis tentang Yulisa Putri Rosita adalah, karena sekitar hampir sebulan lalu tiba-tiba saya bermimpi tentang dia. Dengan kerudung putih dan mata indahnya, mukanya jelas banget. Dan sampai hari ini saya cuma bisa mendokannya namun kepikiran terus. Nggak kepikiran yang aneh-aneh, cuma rindu aja.

Bisanya kalau saya rindu itu saya akan Googling dan melihat fotonya. Namun jujur saya sangat kaget ketika data-datanya nggak ada di index pencarian Google dan social medianya sudah tidak aktif. Saya memaklumi karena mungkin keluarga menghindari dosa jariyah.

Namun saya merasa kehilangan sekali. Lisa seperti benar-benar menghilang. Seperti benar-benar pergi dan tidak meninggalkan apapun, bahkan sebuah foto di Internet. Rasanya kehilangan gatau mesti ngomong apalagi buat menjelaskannya.

Yang pasti saya sangat beruntung dan berterima kasih pernah mengenal Yulisa Putri Rosita. 

Lets meet again di kehidupan yang lebih baik.

Ayo ketemu lagi dibawah pohon munggur, ditempat kita nunggu angkot buat pergi eskul pramuka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Clariderm, Buat Yang Mau Putih Mending Ga Usah Nyoba

Review Home Snow Vanishing Cream

Review Vitacid 0.025 ( Retinoic Acid)